Pondok Pesantren Ahlussunnah wal Jama’ah dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki nilai-nilai kepemimpinan dan kepedulian sosial yang tinggi. Kepemimpinan dalam pesantren ini tidak hanya diajarkan dalam bentuk teori, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari para santri. Kepedulian sosial juga menjadi bagian integral dari ajaran yang diterapkan di pesantren ini.
Menurut KH. Abdullah Gymnastiar, seorang ulama ternama yang juga pendiri Pesantren Daarut Tauhid, kepemimpinan yang baik harus dimulai dengan kepemimpinan diri sendiri. “Kepemimpinan dalam Islam adalah mengelola diri sendiri dengan baik, sehingga bisa menjadi panutan bagi orang lain,” kata Kang Abay, sapaan akrabnya. Hal ini juga menjadi landasan dalam pengajaran kepemimpinan di Pondok Pesantren Ahlussunnah wal Jama’ah.
Selain itu, kepedulian sosial juga menjadi fokus utama dalam pendidikan di pesantren ini. KH. Hasyim Muzadi, mantan Ketua Umum PBNU, pernah mengatakan, “Kepedulian sosial merupakan bagian dari ajaran Islam yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa kepedulian sosial, sebuah pemimpin tidak akan dapat meraih keberhasilan yang sejati.”
Di Pondok Pesantren Ahlussunnah wal Jama’ah, para santri diajarkan untuk peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar. Mereka diajarkan untuk berbagi rezeki kepada yang membutuhkan, serta turut serta dalam kegiatan sosial yang dapat membantu masyarakat sekitar. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter pemimpin yang tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat.
Dengan kombinasi antara kepemimpinan dan kepedulian sosial, Pondok Pesantren Ahlussunnah wal Jama’ah berhasil mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan kepedulian yang tinggi. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan Islam yang holistik mampu menciptakan pemimpin-pemimpin masa depan yang berkualitas dan mampu membawa perubahan positif bagi bangsa dan negara.